Nama: Dian Nopiandi
Kelas: Sosiologi B
/ 3
Dosen:Drs. H. Eri
Ridwan Latif, M.Ag
Hubungan struktur sosial, mobilitas sosial dan
fungsi kebudayaan
Istilah
struktur berasal dari kata structum (bahasa Latin) yang berarti
menyusun. Dengan demikian, struktur sosial memiliki arti susunan masyarakat.
Adapun penggunaan konsep struktur sosial tampaknya beragam. Secara harfiah,
struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk. Struktur tidak harus dalam
bentuk fisik, ada pula struktur yang berkaitan dengan sosial. Menurut ilmu
sosiologi, struktur sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk
kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Susunannya bisa vertikal atau
horizontal.
Struktur
sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki status dan peran.
Status dan peranan masing-masing individu hanya bisa terbaca ketika mereka
berada dalam suatu sebuah kelompok atau masyarakat. Kelompok masyarakat lama
kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan. Setiap kebudayaan memiliki struktur
sosialnya sendiri. Indonesia mempunyai banyak daerah dengan kebudayaan yang
beraneka ragam. Hal ini menyebabkan beraneka ragam struktur sosial yang tumbuh
dan berkembang di Indonesia.
Seiring
berjalannya struktur sosial yang megakibatkan berbagai macam ragam budaya di Indonesia
selain karena struktur sosial juga tidak lepas dari mobilitas sosial yang
selalu menggerakkan seseorang untuk berubah dan terus bergerak dari suatu
tempat kedudukan di masyarakat menjadi lebih baik.
Di samping
manusia hidup dan bergerak dalam sebuah ruang geografik, manusia juga hidup
dalam sebuah ruang yang unik, yaitu struktur sosial yang di dalamnya terdapat
pemilahan-pemilahan vertikal maupun horizontal. Sehingga, di samping manusia
dapat berpindah dari satu ruang geografik (wilayah) ke ruang geografik yang
lain, dalam sebuah ruang sosial yang unik tadi, manusia juga dapat berpindah
dari satu strata atau kelas sosial ke strata atau kelas sosial yang lain,
ataupun dari satu golongan ke golongan yang lain.
Terjadinya mobilitas sosial di
dalam masyarakat menimbulkan berbagai konsekuensi, baik positif maupun negatif.
Apakah konsekuensi tersebut positif atau negatif ditentukan oleh kemampuan
individu atau kelompok individu menyesuaikan dirinya terhadap “situasi” baru:
kelompok baru, orang baru, cara hidup baru. Apabila individu atau kelompok
individu yang mengalami mobilitas sosial mampu menyesuaikan dirinya dengan
situasi yang baru maka akan memperoleh hal-hal posiitif sebagai konsekuensi
mobilitas sosial.
Kebudayaan
mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Masyarakat
memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menjalani kehidupannya.
Kebutuhan- kebutuhan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh
kebudayaanyang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Mengapa sebagian besar?
..... Karena kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang
merupakan hasil ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan.
Hasil karya
masyarakat melahirkan teknologi ataukebudayaan kebendaan yang mempunyai
kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan dalamnya.
Teknologi pada hakikatnya meliputi paling sedikit tujuh unsur, yaitu:
1. Alat-alat
produktif.
2. Senjata.
3. Wadah.
4. Makanan
dan minuman.
5. Pakaian
dan perhiasan.
6. Tempat
berlindung dan perumahan.
7. Alat-alat
transport.
Dalam rangka
melindungi diri terhadap lingkungan alam, pada taraf permulaan manusia bersikap
menyerah dan semata-mata bertindak di dalam batas-batas untuk melindungi
dirinya. Taraf seperti ini masih dijumpai pada masyarakat yang sampai sekarang
ini masih rendah taraf kebudayaannya. Taraf teknologi mereka belum mencapai
tingkatan kemungkinan- kemungkinan untuk memanfaatkan dan menguasai lingkungan
alamnya.
Masyarakat
yang sudah kompleks yang tarafkebudayaannya lebih tinggi, kondisinya sudah
berlainan dengan taraf permulaan. Hasil karya manusia yaitu teknologi,
memberikan kemungkinan- kemungkinan yang sangat luas untuk memanfaatkan
hasil-hasil alam dan apabila memungkinkan ---- akan menguasai alam.
Perkembangan teknologi di negara- negara besar seperti Amerika Serikat, Jerman
dan sebagainya, merupakan contoh di manamasyarakatnya tidak lagi pasif
menghadapi tantangan alam sekitarnya.
Karsa
masyarakat mewujudkan norma dan nilai- nilai sosial yang sangat perlu untuk
mengadakan tata tertib dalam pergaulan kemasyarakatan. Karsa merupakan daya
upaya manusia untuk melindungi diri terhadap kekuatan-kekuatan lain yang ada di
dalammasyarakat. Untuk menghadapi kekuatan- kekuatan yang buruk, manusia
terpaksa melindungi diri dengan cara menciptakan kaidah-kaidah yang pada
hakikatnya merupakan petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus
bertindak dan berlaku di dalam pergaulan hidup.
Kebudayaan
mengatur supaya manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat
menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Setiap orang
--- bagaimanapun hidupnya, akan selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya
sendiri. --- Kebiasaan (habit) merupakan suatu perilaku pribadi --- yang
berarti kebiasaan orang seorang itu berbeda dari kebiasaan orang lain, walaupun
mereka hidup dalam satu rumah. Kebiasaan menunjuk pada suatu gejala bahwa
seseorang di dalam tindakan-tindakannya selalu ingin melakukan hal-hal yang
teratur baginya
Referensi
Soekanto, Soerjono
(1982) Sosiologi Pengantar.
Waluyo, Bagja, 2009. Sosiologi menyelami fenomena sosial di
masyarakat. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Wardi, Bachtiar,
Prof. Dr. M.s. 2010. Soiologi Klasik, Dari Comte hingga Parsons
Tidak ada komentar:
Posting Komentar